Tidak Sekarang

Tidak bisa dipungkiri Putri pun suka dengan Bagas. Tapi sampai sekarang ini Purti masih ragu dengan perasaannya. Berulang kali Bagas memberikan sinyal tetapi Putri hanya menganggap itu sebatas perhatian teman saja.

Purti masih mau mengejar prestasinya tanpa harus dipusingkan dengan "Cinta" dan "Pacaran". Usia putri pun masih menginjak 16 tahun, yang dia anggap masih belum terlalu pantas.

Berminggu - minggu bahkan berbulan - bulan Bagas mencari cara untuk mengatakan apa yang ada dihatinya. Bagas tidak mau hanya terdiam dan terus menerus memendam perasaan itu.

Dimanapun Bagas bertemu Putri, Bagas hanya bisa memandang wanita itu dari kejahuan. Di dalam hatinya dia berkata betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan itu.

~

"Put nanti datang lesnya cepetan dikit ya. Aku mau ngebahas soal pelajaran nih. Bisa ya?" tanya Bagas dari telepon. "Oke bisa kok" jawab Putri dengan singkat. "Makasih" sambung Bagas. "Sama-sama" lanjut Putri mengakhiri percakapan. Tutt tuttt.... "Tetap saja cuek" gumam Bagas dalam hati.

Dingin dan misterius, itu salah satu hal yang membuat Bagas penasaran dengan Putri, wanita yang dia sukai sejak lama.

Bagas masih ragu, sekarang atau nanti dia menyatakan perasaannya. Dia masih takut dengan jawaban dari Putri. Setelah Putri datang, mereka berdua mengobrol cukup lama untuk mencairkan suasana.

"Put?"

"Kenapa Gas ?" Jawab Purti

"Emm.. Gini..ak..aku.."

"Aku kenapa ?" Tanya Putri penasaran

"Aku SUKA sama kamu !"

Dagdug..dagdug.. Panas dingin menyelimuti perasaan Putri.

"Emm. Yang kamu suka dari aku apa ?"

"Aku gak tau kenapa aku suka sama kamu. Aku suka sama kamu tanpa perlu ada alasan"

Semua terucap begitu saja, tanpa ada persiapan dari Bagas. Panas dingin, seakan dunia ini kehabisan oksigen. Bagas merasa  seperti ikan tanpa air. Berbulan - bulan dia memikirkan cara menyatakan perasaannya. Tapi yang terjadi, dia malah menyatakan perasaannya di tempat les. Iya di tempat les! Terasa begitu konyol bukan.

Begitupun Putri, dia merasa dunia ini begitu sempit. Sehingga untuk bernafas pun dia sulit. Jantungnya berdetak begitu kuat. Purti memang menyukai Bagas. Tapi ada banyak alasan baginya untuk mempertimbangkan itu.

"Put gimana ?"

"Emm.. Iy..iya makasih Gas kamu udah mau jujur. Tapi.."

"Tapi kenapa Put?"

"Aku merasa tidak untuk sekarang Gas, masih banyak yang perlu aku kejar untuk saat ini." Jawab Purti dengan penuh penyesalan.

"Iya, gak masalah Put. Maaf aku udah lancang. Pertemanan kita jadi gak enak." Sambung Bagas dengan tertunduk lesu.

"Enggak bukan gitu Gas, tidak untuk sekarang tapi mungkin untuk nanti. " Meyakinkan Bagas dengan perasaannya.

"Kapanpun itu Put, kapan pun aku tunggu."  


@ASDNanda

0 komentar